Cerita Arkeoastronomi Terhadap Ilmu Astronomis Serta Ilmu Sosial – Arkeoastronomi adalah interdisiplin pengetahuan astronomi dengan pengetahuan sosial yang lakukan penyidikan pada jalinan kebudayaan warga di periode lalu pada beberapa benda sampai peristiwa yang terdapat bahkan juga terjadi di langit.. Hal ini tentunya terkait dengan peradaban arkeoastronomi Nusantara yang sudah dihidupkan lagi dan dipresentasikan sebagai langkah yang semakin lebih gampang untuk dimengerti setiap kalangan masyarakat.
Sampai saat ini data yang berhubungan dengan arkeoastronomi ini belum lengkap di Indonesia untuk dijadikan sebagai bahan referensi kekayaan arkeoastronomi yang ada di nusantara. Padahal dari jejak peradaban itulah melekat sangat erat di bidang kelautan, pertanian, sosial masyarakat, ritual cerita rakyat, hingga pendidikan yang masih sangat relevan penerapannya untuk kondisi sekarang ini. Misalnya masyarakat Jawa yang menyebut adanya rasi crux atau yang dikenal dengan lintang gubug penceng. Adanya rasi yang satu ini mempunyai makna tersendiri yang sangat penting dikarenakan dijadikan sebagai penanda arah selatan.
Pada rasi ini memiliki bentuk yang sangat menyerupai dengan rumah miring dan membuat masyarakat Jawa mengenalnya sebagai rasi bintang gubuk penceng. Dengan 5 bintang jelas yang sudah dipunyainya dan memiliki bentuk yang simpel dapat membuat terasi berikut lebih gampang untuk dilihat dan dideteksi. Dalam penggunaan rasi ini dijadikan sebagai penanda datangnya musim kemarau yang pastinya juga memiliki manfaat dalam menentukan musim tanam. Selain itu juga terdapat bulan pejeng, negara perunggu yang berasal dari zaman prasejarah kisaran 2000 tahun yang lalu. Adanya warisan budaya inilah dijadikan sebagai media penyembahan dan hingga kini masih tetap disimpan secara baik di Pura Penataran Sasih Dusun Pejeng, Gianyar. Bulan pecing mendapat digunakan untuk memberikan dukungan upacara atau ritus yang sanggup datangkan hujan dan diperlukan untuk usaha terutama di bagian pertanian.
Banyak sekali legenda yang berhubungan dengan negara yang satu ini seperti halnya bulan pecing yang dianggap menjadi sebuah bulan yang jatuh ke bumi sehingga untuk daerah sekitarnya akan terasa lebih terang siang ataupun malam. Dari adanya cerita rakyat itulah banyak yang berhubungan dengan arkeoastronomi seperti halnya cerita rakyat Dayak yang kaitannya tentang kilip serta Putri bulan. Cerita ini mengisahkan adanya seorang laki-laki yang bernama kilip telah menyelamatkan putri bulan dari cengkeraman oleh raksasa yang memiliki nama ruha. Pada saat berhasil menyelamatkan ternyata Putri bulan mampu menghasilkan pancaran sinarnya ketika purnama. Dari kisah cerita tersebut tentunya dapat dipahami oleh banyak orang terkait datangnya gerhana bulan. Ruha dimisalkan sebagai bayang-bayang bumi yang sudah merintangi cahaya matahari saat jatuh ke bulan.
Hubungan Astronomi dan Budaya
Ilmu astronomi budaya ini mempelajari terkait produksi dari pengetahuan yang berhubungan secara langsung dengan langit yang memiliki keterkaitan terhadap manifestasi sosial kultural masyarakat. Dalam hal ini juga memiliki potensi untuk mengatasi adanya keberagaman budaya dari konteks kelas untuk ilmu alam.
Studi yang berkaitan dengan pergerakan planet serta bintang tentunya memungkinkan bagi orang-orang kuno untuk membedakan adanya antara waktu menanam serta memanen. Seperti halnya beberapa budaya kuno yang telah banyak diterapkan di suku Maya, Cina, Babilonia, dan Mesir yang mampu melakukan penyusunan kalender secara kompleks sesuai dengan pergerakan matahari serta bintang lainnya.
Astronomis sendiri adalah salah satu dari ilmu tertua dan pastinya untuk budaya prasejarah mampu meninggalkan sejumlah artefak astronomi pada sebuah catatan seperti halnya gundukan Newgrance, Stonehenge, serta Menhir. Dari peradaban awal seperti halnya Yunani, Babilonia, Persia, India, Cina, serta Maya telah melakukan pengamatan terhadap metodis yang dilakukan terhadap langit malam.
Astronomi juga telah dan akan terus mengalami fundamental di kalangan masyarakat terkait perkembangan modern karena telah melalui gerakan ataupun siklus langit pada saat mengarahkan dirinya sendiri melalui beberapa waktu yang digunakan untuk kehidupan masyarakat. Beberapa diantaranya waktu dalam memanen, menanam, serta perencanaan aktivitas sosial, budaya, ekonomi yang dilakukan di bumi.
Pada astronomi pribumi ini merupakan ilmu tertua dan membicarakan keterkaitannya cara orang kuno dalam memandu kehidupan sehari-hari yang dilaluinya. Khususnya dalam pembuatan kalender yang berdasarkan terhadap pergerakan matahari, konstelasi, dan bulan serta hubungan yang cukup erat dengan beberapa bintang yang sangat mendasar untuk perkembangan masyarakat khususnya manusia di bumi.
Astronomi memiliki peranan yang sangat penting karena menjadi ilmu tertua di dunia yang telah melakukan penyelidikan terhadap benda langit pada struktur, pembentukan hingga siklus hidupnya, sehingga tidak hanya dari segi fenomena yang terjadi di alam semesta ini. Astronomi merupakan ilmu yang mempelajari terkait benda langit hingga fenomena yang telah terjadi di alam semesta.
Dalam memahami keberagaman yang saat ini sudah digunakan oleh banyak orang dalam melakukan pengamatan terhadap fenomena langit serta mengintegrasikannya ke berbagai aktivitas yang dilakukan oleh manusia dari masa lampau sampai saat ini. Hal ini tentunya didukung dengan sebuah bidang yang dikenal dengan astronomi budaya dan telah dikembangkan pada bidang astronomi itu sendiri.
Perlu diketahui bahwasanya kemungkinan besar astronomi telah memberikan pengaruh terhadap kehidupan sehari-hari dari masyarakat manusia yang tinggal di bumi. Astronomi mempengaruhi kehidupan masyarakat khususnya dalam Hal mendasar diantaranya monitor jantung rumah sakit, komunikasi satelit, sampai informasi yang sangat penting untuk panjang hari, bulan, hingga tahun.
Peranan yang menciptakan astronomi ini berada di Mesopotamia merupakan kawasan wilayah yang lokasinya berada di antara sungai Tigris dan Efrat tepatnya di Timur Tengah yaitu Irak yang sekarang ini berada. Pada saat itu terdapat berbagai bangsa muncul serta perkembangan dari sekitar tahun 3500 sebelum masehi bangsa sumeria merupakan penduduk pertama kalinya di wilayah tersebut dan pertama kalinya melakukan pengembangan astronomi dengan asal-usul astronomis sendiri merupakan astronomi Yunani.