Archaeo Astronomy Blog,Ilmu astronomi,Ilmu sosial Hubungan Ilmu Astronomi dan Ilmu Sosial Pada Masa Lampau

Hubungan Ilmu Astronomi dan Ilmu Sosial Pada Masa Lampau


Hubungan Ilmu Astronomi dan Ilmu Sosial Pada Masa Lampau – Arkeoastronomi merupakan ilmu yang mempelajari tentang keterkaitan antara ilmu astronomi serta ilmu sosial dan kedua ilmunya tersebut telah dihubungkan pada fenomena benda langit. Terdapat beberapa penemuan benda sejarah yang ada di masa lampau yang membuat kajian dari arkeoastronomi ini menjadi lebih jelas dan detail.

Dari setiap wilayah yang ada di berbagai belahan dunia mempunyai kajian arkeoastronomi dengan hasil yang tidak jauh berbeda. Hampir semua kebudayaan di berbagai negara telah menggunakan ilmu astronomi yang mampu mendukung aktivitas sosialnya dan ilmu astronomi tersebut mempunyai peran yang sangat penting sehingga diwariskan sebagai peninggalan masa lampau yang tetap digunakan sampai saat ini.

Kajian Ilmu Astronomi Kuno

Perkembangan dari ilmu arkeoastronomi ini telah menjadi adanya pertemuan dalam tiga bidang kajian ilmu yang mempunyai keterkaitan dengan kajian dari ilmu astronomi kuno yakni:

Astro arkeologi merupakan cabang ilmu yang memiliki tujuan dalam menggali informasi yang berhubungan secara langsung terkait astronomis dari adanya pengkajian hingga penelitian terhadap arsitektur hingga landscape yang terdapat pada peninggalan kuno. Akan tetapi untuk penelitiannya tersebut di bidang astro arkeologi yang lebih memfokuskan terhadap apa yang pernah terjadi di langit dibandingkan nilai kebudayaan yang berhubungan dengan peninggalan sejarahnya tersebut.

Secara astronomi merupakan kajian dari ilmu astronomi yang mempelajari terkait data secara tertulis yang berhubungan dengan benda-benda ataupun fenomena dari langit yang pastinya memberikan perhatian lebih bagi masyarakat di masa lampau. Pada umumnya untuk kajian sejarah astronomi ini dapat dilakukan terhadap peninggalan peradaban yang ada di dunia lama.

Etnoastronomi merupakan cabang dari adanya antropologi budaya yang digunakan untuk pencarian bukti yang berhubungan terhadap kebudayaan masyarakat pada fenomena astronomis dengan menggunakan data etno historis serta kajian etnografi.

Adanya ilmu arkeoastronomi ini adalah cabang ilmu yang relatif sangat baru. Meskipun begitu memang banyak kajian yang mengusung topik keterkaitannya sudah lama dilakukan oleh para peneliti.

Lahirnya dari ilmu arkeoastronomi di awalnya telah didasari oleh keterkaitan yang dilakukan oleh para ahli arkeologi terhadap dasawarsa di tahun 1960-an guna mempelajari hubungan monumen peradaban kuno seperti halnya Stonehenge, Piramida Giza dan Newgrance terhadap planet, konstelasi bintang, serta pergerakan matahari. Seiring dengan berjalannya waktu tentunya tema serta permasalahan yang telah dikaji pada ilmu arkeoastronomi tentunya lebih meluas lagi.

Dengan ilmu arkeoastronomi ini tentunya tidak lagi hanya melakukan pengkajian terhadap hubungan monumen kuno pada langit. Akan tetapi juga mulai memperhatikan adanya konsep yang berhubungan dengan kalender, kebudayaan, peristiwa politik, hingga sistem navigasi kuno.

Objek Penelitian Arkeoastronomi Posisi Relatif Pada Benda Langit

Dari analisisnya yang dilakukan pada benda langit diantaranya bulan, matahari, bintang, dan planet pada orientasi suatu situs arkeoastronomis atau monumen kuno yang berasal dari suatu kebudayaan. Hal ini dijadikan sebagai sumber yang pada umumnya digunakan untuk melakukan kajian arkeoastronomi dalam melakukan identifikasi hubungan terhadap situs hingga monumen terhadap fenomena astronomis.

Dari adanya kegiatan analisis tersebut tentunya didapatkan data statistik yang berhubungan secara langsung terkait kesejajaran pada sebuah benda langit terhadap orientasi yang berasal dari situs arkeologi di waktu tertentu. Data yang telah didapatkannya tersebut bisa dilakukan analisis kembali yang dilakukan secara manual ataupun dengan menggunakan perangkat lunak supaya mendapatkan hasil yang diubah untuk menjadi diagram, model, ataupun ,itra komputer yang bisa memberikan jawaban atas pertanyaan situs arkeoastronomi hingga monumen kuno mempunyai hubungan pada objek serta fenomena astronomis.

Sebagai contohnya untuk analisis pada keterkaitan posisi matahari di bagian langit terhadap orientasi situs arkeoastronomi bisa dilakukan dengan menggunakan identifikasi titik ekstrem terhadap siklus pergerakan matahari yang sering terjadi di setiap tahun. Dari adanya siklus inilah ada tiga posisi yang sangat penting dan biasanya dijadikan sebagai parameter oleh para ahli arkeoastronomi untuk menentukan hubungan dari suatu kebudayaan pada pergerakan matahari.

Adanya ketiga posisi tersebut diantaranya titik balik musim panas, titik balik musim dingin, serta titik ekuinoks matahari. Titik balik dari musim dingin yang terjadi di bulan Desember pada belahan bumi utara serta di bulan Juni di belahan bumi selatan ini terjadi ketika matahari mempunyai sudut inklinasi terendah minus 23,5 derajat.

Hal ini kemudian menjadikan matahari terbit pada bagian paling selatan dengan posisinya di horizon dan membuat siang hari berlangsung sangat pendek. Sebaliknya untuk titik balik musim panas yang terjadi di bulan Juni pada bulan bumi utara serta di bulan Desember pada belahan bumi selatan bisa terjadi pada saat matahari mempunyai sudut inklinasi tertingginya yaitu plus 23,5 derajat.

Dalam hal ini tentunya membuat Matahari bisa terbit di bagian paling utara dari adanya posisi horizon dan membuat siang hari bisa berlangsung paling lama. Dari titik berikutnya tersebut dikenal dengan titik ekuinoks yang dapat berlangsung dua kali dalam setahun yaitu di bulan maret serta September dan pada keadaan inilah membuat matahari tidak mempunyai sudut inklinasi terhadap bumi yang menjadikan posisinya matahari terbit tepat di timur serta posisi matahari terbenam juga tepat di bagian barat.

Supaya analisis yang dilakukan tersebut bisa relevan tentunya perhitungan terkait suatu situs arkeoastronomis terhadap benda langit haruslah memperhitungkan terhadap keadaan langit di masa lampau dan sekarang ini sudah mengalami perubahan dikarenakan perubahan bentuk dari konstelasi bintang hingga pergeseran sudut inklinasi matahari serta bulan. Selain itu juga pembiasan yang berasal dari cahaya oleh atmosfer bumi yang fungsinya juga menjadi bahan perhitungan supaya hasilnya juga semakin akurat.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Related Post