Ilmu Astronomi dan Ilmu-Ilmu Sosial dari Masyarakat – Arkeoastronomi merupakan interdisiplin ilmu astronomi serta berbagai bidang dari ilmu sosial yang digunakan untuk melakukan penyelidikan terhadap hubungan kebudayaan masyarakat yang terjadi di masa lampau pada beberapa benda ataupun fenomena yang telah terjadi di langit. Banyak yang menyalah artikan dari pengertian arkeoastronomi dari nama arkeo yang menjadi awalan pada istilahnya ini dan pastinya membuat banyak kesalahan pahaman atas hal tersebut.
Alih-alih hanya mengambil peninggalan sejarah yang berhubungan secara langsung dengan astronomi, arkeoastronomi ini turut melibatkan adanya pengkajian nilai, tradisi serta praktek dalam kebudayaan di masyarakat yang berhubungan dengan berbagai benda serta fenomena di langit. Adanya objek kajian itulah mampu menghasilkan istilah lain seperti halnya etnoastronomi sebagai di interdisiplin ilmu etnografi serta astronomi hingga antropologi astronomi yang menggunakan kajian seringkali dianggap sama dengan istilah dari arkeoastronomi.
Metodologi Arkeoastronomi
Pada pendekatan yang dilakukan ini berbeda antara green dan brown akan tetapi tetap saling melengkapi. Hal ini dikarenakan ilmu yang digunakan sama-sama mempelajari terkait astronomi untuk konteks kebudayaannya.
Dari pengertian itulah yang kemudian arkeoastronomi bisa melibatkan untuk melakukan kerjasama secara nyata antara penggiat ilmu sosial serta penggiat ilmu fisik atau astronomi. Kajian untuk ilmu arkeoastronomi bisa dibagi pada dua jenis pendekatan yaitu arkeoastronomi hijau serta arkeoastronomi coklat.
Bahwasanya pendekatan untuk arkeoastronomi hijau ini memiliki hubungan yang sangat erat terhadap penelitian serta kajian yang dilakukan melalui situs arkeologi yang ada di dunia lama seperti Asia, Eropa dan Afrika. Dari penelitian serta kajian di wilayah itulah peneliti arkeoastronomi lebih sering memiliki urusan yang sangat erat dengan data statistik.
Sementara itu untuk pendekatan arkeoastronomi coklat tentunya lebih banyak memiliki urusan dengan penelitian yang mengikutsertakan data sosial serta dimanfaatkan dalam melakukan penyelidikan kebudayaan masyarakat asli dari benua Amerika. Dalam mendapatkan kesimpulan secara akurat pada kedua jenis pendekatan ini tentunya saling dikombinasikan.
1. Arkeoastronomi Hijau
Bagi para peneliti yang dilakukan terhadap beberapa monumen kuno di dunia lama seperti halnya Asia, Afrika, dan Eropa ini untuk mencari keterkaitan dari sebuah monumen pada benda-benda langit diantaranya konstelasi bintang, planet, matahari, bulan, dan komet yang pada umumnya menggunakan data statistik. Adanya data statistik inilah sebagai bentuk hasil perhitungan untuk posisi yang relatif terhadap benda langit pada monumen ataupun situs arkeoastronomi yang telah dimaksudkan.
Jenis pendekatan inilah dinamakan dengan pendekatan arkeoastronomi hijau atau green archaeostronomy. Dalam menggunakan pendekatan arkeoastronomi hijau tentunya akan melibatkan untuk pemilihan data serta metodologi lapangan yang sangat ketat.
Pada penggunaan pendekatan arkeoastronomi hijau ini lebih melibatkan untuk pemilihan data serta metodologi lapangan yang sangat ketat. Dalam penerapannya sendiri seperti penelitian yang pernah dilakukan di tahun 1970-an di Stonehenge.
Adanya penelitian tersebut memiliki tujuan dalam mencari keterkaitan orientasi ataupun landscape situs pada posisi hingga sudut inklinasi matahari serta bulan. Akan tetapi karena kurangnya data sosial diantaranya relief catatan sejarah hingga ritual yang ditemukan guna mendukung kesimpulan yang berakibat terhadap hubungan Stonehenge pada pergerakan matahari dan bulan dari hasil penelitian yang tetap diperdebatkan.
Hal ini tentunya menjadi kritik tersendiri untuk menggunakan pendekatan arkeoastronomi hijau. Sebab dianggap telah mengabaikan adanya aspek sosial serta kebudayaan yang terjadi di masa lampau di lingkungan masyarakat.
2. Arkeoastronomi Cokelat
Pada pendekatan arkeoastronomi coklat ini telah muncul di era tahun 1970-an tepatnya di Amerika Utara yakni ketika dilakukan kajian serta penelitian yang berhubungan dengan antara kebudayaan masyarakat asli dari Amerika Utara serta meso Amerika ataupun Amerika Tengah di periode pra Colombus yang menggunakan ilmu astronomi. Dari penelitian yang dilakukan tersebut mencoba untuk menghubungkan adanya pendekatan dengan pendekatan disiplin ilmu sosial seperti halnya antropologi budaya, sejarah, seni, kajian cerita rakyat, etnografi, kepercayaan, dan lain sebagainya.
Pendekatan yang sifatnya lebih luas mampu merangkul berbagai konsep dari disiplin ilmu ini yang pastinya tidak umum di dalam arkeoastronomi kala itu yang kebanyakan untuk penelitian arkeoastronominya di dunia lama hanya menyadarkan pada sebuah hasil terhadap perhitungan serta data statistik. Salah satu contohnya dalam menggunakan metode yang satu ini yaitu kajian arkeoastronomi pada kebudayaan bangsa Maya yang ada di Meso Amerika.
Adanya bangsa mana yang tersebut lebih dikenal mempunyai banyak catatan kuno dari peninggalan sejarah yang berhubungan secara langsung dengan astronomi. Selain itu juga terdapat catatan yang lebih spesifik terkait penjelasan gerakan planet diantaranya mars dan Venus mengalami perubahan fase bulan serta berbagai peristiwa dari kejadian astronomi lain yang disesuaikan terhadap pengamatan modern.
Alih-alih dengan memanfaatkan data statistik yang berhubungan dengan kecocokan dari posisi benda langit pada monumen tertentu sebagai bentuk peninggalan bangsa Maya misalnya yang dilakukan oleh pendekatan arkeoastronomi hijau yakni Susan Milbrath sebagai seorang peneliti dari Universitas Florida Amerika Serikat telah mencoba untuk membuat tesis yang berhubungan astronomis melalui cerita rakyat, data ekonografis dalam bentuk lukisan relief serta patung yang ditemukan di keramik hingga bangunan peninggalan suku Maya serta beberapa ritual lainnya.
Dari penelitian yang sudah dilakukannya tersebut telah menemukan adanya berbagai hubungan antara keterkaitan seni serta budaya yang terdapat di tradisi suku Maya terhadap adanya berbagai peristiwa astronomis. Beberapa diantaranya seperti halnya gerhana matahari sebagai peristiwa masa lampau yang tentunya memiliki hubungan sangat erat terhadap ilmu astronomi dan ilmu sosial untuk bisa dikenali dalam arkeoastronomi.